Guru; Peran Wajar Atau Berpura(Catatan diri di Hari Guru)
Sebuah lagu melegenda~diciptakan Ian Antoni dan Taufik Ismail yang dipopulerkan Ahmad Albar vokalis grup band God Bless berjudul “Panggung Sandiwara”.
Lirik Lagu ini merupakan gambaran bahwa hidup ini adalah panggung sandiwara dimana setiap sikap kita benar adanya dan ada yang berpura-pura. Kalau istilah Shakespeare, dunia ini tidak lain adalah panggung teater dan manusia adalah aktornya.
Sejak lahir manusia sampai tua~tak bernyawa selesailah episode lakonannya. Manusia sebagai aktor tentunya ada peran yang dimainkan, “Setiap kita dapat satu peranan, Yang harus kita mainkan, Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura”, potongan lirik lagu panggung sandiwara.Nah, dalam lagu ini, ada 2 peran yang dimainkan, “Wajar dan Berpura-pura”. Maaf ya dek..hehe.
Catatan ini bukan kritik lagu, tetapi sekedar catatan dalam konstelasi pendidikan, khususnya Guru yang memiliki banyak peran di sekolah selain di rumah dan masyarakat.Guru sebagai Aktor mendapat tugas peran oleh Negara. Diatur dalam Naskah Undang-Undang No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1, ada 4 sudah sangat jelas bahwa kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru yaitu, Pedagogik, Kepribadian, Sosial.dan Profesional. Kompetensi di atas merupakan perilaku kunci yang esensial dimainkan atau dijalankan oleh seorang Guru~berperan dalam rangka meningkatkan kompetensinya.
Pertama, kemampuan Pedagogik kompetensi yang sangat erat dengan Kurikulum. Setiap perubahan Kurikulum, dipastikan beragam cara-sikap pandang, mulai dari pakar sampai amatir yang pada akhirnya juga tak kelar kelar, hehe.. Tetap saja dalam “Panggung Sandiwara”, Kurikulum Baru dicanangkan, Ketuk Palu Anggaranpun dialirkan, hehe. “Paradigma Pragmatism dalam Pendidikan” yang dianggap sebagai solusi melawan kebuntuan dalam dunia pendidikan yang telah keliru karena berkutat pada konsep dan abstrak. Pada akhirnya esensi pedagogik mulai digrogoti pragmatism.
Kedua, kompetensi kepribadian~keteladanan. Disinilah peran guru yang paling utama, karena guru adalah cerminan peserta didik, kata Kihajar Dewantara, “ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangungkarso, Tut Wuri Handayani”.Namun kompetensi ini kadang hanya indah dalam desain visual komunikasi di pamplet, flayer, banner, spanduk dan lainya, he.he.
Ketiga, Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru dalam membangun komunikasi, interaksi, berkolaborasi dan kerjasama antara peserta didik, orangtua, sesama guru dan masyarakat. Kompetisi sosial ini peran guru beragam sesuai latar belakang dan potensinya. Dimaklumi dalam kesehariannya ada petani, pedagang, aktivis, agamawan, budayawan, pelatih, dan lainnya. Aktivitas sosial kekinian, ada Nettizen (warganet) dan kreator seperti Youtuber’s, Facebooker, tiktoker, gammer, dll. Kesemuanya itu sangat berpengaruh terhadap profesinya.
Keempat, Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi, mengorganisasir konten pembelajaran yang berpusat kepada perserta didik. Namun tetap saja pendekatan konvensional dengan klise ” tidak lekang oleh waktu, tidak lenyap ditelan zaman” hehe. Dalih kalau tidak disuruh catat atau CBSA (Catat Buku Sampai abis), peserta didik tidak mau membaca dan seterusnya daripada bermain gadget yang tidak tentu pasal, lebih baik catat !!! Warning !, hehe.
Demikian kompetensi guru yang seharusnya diperankan oleh “Guru Ideal Indonesia” pada teks Naskah Negara sebagaimana diuraikan di atas.Diakui atau tidak faktanya peran itu kurang totalitas dimainkan, dimaklumi karena guru itu manusia tak luput dari khilaf dan dosa, hehe., ya.. mungkin dianggap hanya sekedar acuan, bukan tuntutan. Dimainkan sekedar memenuhi syarat seremoni adiministrasi (Baca: PMM) alias bersandiwara dengan foto-foto, video, file untuk diuplod kemudian divalidasi, jadilah data pelakon “Guru Kompeten alias sesuai Ekspetasi”, ya begitulah, hehe, jangan marah ya dek?
So, wahai para Guru, sahabat; kawan Guru semoga menjadi renungan dengan melihat perspektif bahwa hidup ini adalah panggung sandiwara yang setiap harinya selalu kita mainkan, semoga peran yang kita mainkan dapat bermanfaat untuk orang lain dan diri kita sendiri.
Momentum dihari guru ini, mari mengingatkan diri agar terus belajar~berikhtiar totalitas berlakon (baca: peran) menjadi Guru yang cinta mencintai murid dan ilmu berharap kelak menjadi pemeran terbaik dihadapanNya. Ketahuilah bahwa setiap lakon yang dimainkan akan dimintai pertanggungjawaban.Sebagaimana diinsinyalir dalam Q.S Adz-Zariat 56 bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepadaNya. Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menciptakan (Q.S.96: 1). “Pada hari itu, ketika lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang mereka kerjakan. Dihari itu Allah akan memberi balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahukah mereka bahwa Allahlah yang benar, lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakekat sebenarnya (Lihat Q.S: 24: 24-25).
Selamat Haru Guru Nasional 2024, Jadilah Guru Lebih Baik atau Tidak sama sekali, Menjadi Guru adalah Pilihan, Bukan Kepura-puraan, Didalamnya ada nilai kemuliaan, Raihlah Keberkahan.
Tanjung Belimbing, 24 November 2024.Guru PAI SMAN 1 Matan Hilir Utara. Wakil Ketua PC Pergunu Ketapang. Sekretaris MGMP PAI SMA SMK Kab.Ketapang