Guru di Era Menuju Indonesia Emas : Tantangan dan Inspirasi Membangun Generasi
4 mins read

Guru di Era Menuju Indonesia Emas : Tantangan dan Inspirasi Membangun Generasi

Guru merupakan profesi yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu negara. Setiap 25 November, momen pujian untuk guru meluas di berbagai pelosok negeri. Peringatan Hari Guru Nasional menyimpan pesan semangat yang mendalam. “Pahlawan tanpa tanda jasa,” begitu mereka sering disebut. Namun, yang patut dipertanyakan di balik kata pujian, adalah: sejauh mana penghargaan dan apresiasi yang telah diberikan kepada guru dalam realitas kebijakan, kesejahteraan, dan mutu pendidikan kita?

Sayangnya, mereka harus menghadapi berbagai tantangan, seperti kurikulum yang membebani, menyelesaikan laporan-laporan dan harus tetap melaksanakan tugas mengajar. Dengan segala perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan guru, kondisi mereka masih sangat sulit. Guru honorer, misalnya, sering kali mendapatkan gaji yang tidak sebanding dengan jasanya.

Belum lagi belakangan ini fenomena yang memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Di mana, sering kali guru dilaporkan ke pihak berwajib atas tindakannya dalam mendisiplinkan murid.

Sebelum mengambil keputusan yang strategis, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti ingin lebih banyak mendengar aspirasi publik seputar peningkatan kualitas pendidikan di awal masa jabatannya sebagai menteri di Kabinet Merah Putih.

Peran guru yang dianggap bukan hanya sebagai pengajar, namun juga sebagai pemimpin pembelajaran yang kreatif, dan relevan sesuai dengan tuntutan zaman. Hal tersebut merupakan sebuah harapan yang sangat menaruh perhatian. Yang menjadi pertanyaan mendasar adalah: untuk merealisasikan ekspektasi tersebut apakah guru-guru kita telah cukup diperlengkapi.?



Tantangan dan Inspirasi: Perjuangan Guru Menghadapi Keterbatasan PendidikanPerbedaan yang signifikan antara dunia pendidikan di berbagai daerah Indonesia sangatlah nyata. Di pelosok negeri ini, masih banyak guru yang bekerja dalam keterbatasan. Di sekolah-sekolah terpencil, yang belum terjamah oleh sarana pendidikan yang berkualitas, fasilitas internet yang sulit dijangkau. Bahkan, buku pelajaran yang memadai pun sering kali tidak tersedia. Di sisi lain, fasilitas pendidikan di perkotaan umumnya lebih baik daripada kualitas pendidikan di daerah pedesaan. Terjadinya ketimpangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta perbedaan kelas-kelas sosial di masyarakat menjadi persoalan di dunia pendidikan Indonesia.

Sementara pemerintah menyerukan pentingnya guru menjadi inovator, di sisi lain masih banyak guru yang terjebak dalam metode yang tradisional atau sudah biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, tidak diberi cukup ruang dan sumber daya untuk berinovasi. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan kesenjangan antara kebijakan dan implementasi.

Membangun Generasi Emas: Guru Sebagai Pilar Penting Transformasi

Generasi Emas 2045 diperkirakan akan melanjutkan kiprah generasi sebelumnya dalam memajukan Indonesia, menghadapi berbagai tantangan global, dan meningkatkan kesejahteraan nasional.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengusung visi tentang; guru sebagai pemimpin transformasi. Oleh karena itu, visi tersebut harus ditekankan sebagai prioritas utama upaya menciptakan generasi emas. Setidaknya, ada beberapa pekerjaan rumah besar yang perlu diselesaikan.

Pertama, pendidikan yang berkualitas: pemerintah harus lebih memperhatikan dan meningkatkan kualitas pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung potensi siswa dan memberikan kemampuan teknologi dan kreativitas yang diperlukan untuk masa depan. Generasi Emas harus dilengkapi dengan kemampuan teknologi yang memadai. Mereka harus siap menghadapi tantangan di masa depan dan menggunakan teknologi untuk menciptakan solusi untuk masalah global.

Kedua, sistem pendidikan agar guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa daripada dibebankan administratif yang tidak relevan. Rizwan, mengatakan: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Administrasi Guru merupakan salah dua contoh dokumen yang mesti digarap guru sepanjang tahun ajaran sekolah. Jika hanya sibuk memikirkan urusan administrasi, guru akan kehilangan waktu untuk mengembangkan potensi dan kompetensi diri. “ujar kepala SMK tersebut”

Ketiga, meskipun Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti sudah memberikan bocoran salah satu program prioritas yang akan dilakukan pada tahun ajaran 2025/2026. Salah satunya terkait dengan kenaikan gaji dan kesejahteraan guru, meskipun belum bisa menyebutkan berapa nominalnya. Namun, upaya mereka tetap konsisten dan fokus dalam pemgembangan kompetensi dan memimpin transformasi pembelajaran, pemerintah perlu memastikan bahwa kesejahteraan guru sangat krusial dan menajadi prioritas.

Keempat, peningkatan kinerja guru, baik melalui program sertifikasi guru dan peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan. Program pelatihan guru merupakan program yang dilakukan oleh tenaga pendidik dengan tujuan menjadi lebih profesional, sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran di dalam kelas dan cara melakukan pembelajaran yang efektif. Pelatihan berbasis teknologi, pemahaman psikologi anak, dan metode pembelajaran kreatif juga perlu menjadi fokus. Guru perlu dilatih untuk memanfaatkan teknologi bukan hanya sebagai alat bantu, tetapi sebagai alat untuk mencapai pembelajaran yang inovatif dan menarik.

Dengan demikian, guru akan terlihat lebih profesional dan responsif dengan tangkas perkembangan zaman dengan meningkatkan skill dan pengetahuan barunya. Menjadi guru yang aktif dan inovatif di sekolah akan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan di Indonesia.

Selamat Hari Guru Nasional”Pahlawan tanpa tanda jasa.

Ahmad Irfan, S.H., M.Pd, Asisten Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat.